Real Madrid ditahan Mallorca 1-1 di pekan pembuka La Liga 2024/25, di mana lini depan bertabur bintang tak berkutik tanpa bisa berbuat apa-apa.🥅⚽
Jude Bellingham sepertinya memang anti berbasa-basi. Kurang dari dua bulan sejak ulang tahunnya yang ke-21, gelandang Real Madrid itu sama sekali tidak merasa dirinya anggota junior skuad Los Blancos. Malah, Bellingham tidak cuma menjadi teladan lewat penampilannya, tetapi juga dengan bagaimana ia menghadapi rekan-rekan satu timnya.🥅⚽
Jadi, tidak perlu kaget ketika beredar video Bellingham menyemprot Kylian Mbappe, Vinicius Junior, serta Rodrygo saat turun minum laga Madrid melawan Mallorca di pekan pembuka La Liga. Tiga penyerang kelas dunia yang secara usia masih seniornya pun diceramahinya.🥅⚽
“Kalian bertiga, selesaikan serangan dengan benar ya! Capek tahu lari-lari ke belakang,” begitu kata gelandang Inggris itu, sebelum dengan beraninya memberi instruksi kepada trio tersebut untuk menciptakan ruang tembak sendiri, alih-alih terlalu banyak mengoper di kotak penalti. 🎯⚽
Meski mungkin terdengar lancang, omongan Bellingham ada benarnya. Senin (19/8) kemarin, statistik membuktikan Madrid tampil medioker. Mereka hanya mampu melancarkan 13 tembakan dalam kurun 90 menit, hanya lima yang tepat sasaran, dan tak menciptakan satu pun peluang bersih. Mallorca bahkan mengalahkan mereka di sektor angka harapan gol (xG) – Vinicius yang paling perlu ditatar karena kerap membuang-buang kesempatan menyerang di sepertiga akhir. 🗣️⚽
Lini depan kelas dunia yang digadang-gadang akan menguasai La Liga ternyata mejan di partai pembuka. Keempatnya memang terlibat melahirkan gol pembuka Madrid, tetapi lini depan tersebut sangat jauh dari kata harmonis, dan butuh kecemerlangan individual seorang Rodrygo untuk menyelesaikan sebuah serangan ugal-ugalan hanya untuk mencetak satu gol. 🗣️⚽
Apa yang salah?
Tanda-tandanya mungkin sudah mulai terlihat ketika Madrid mengalahkan Atalanta di Piala Super UEFA beberapa hari sebelumnya. Atas segala kegemilangan mereka, kuartet megabintang El Real itu cenderung mengisi ruang yang sama di lapangan, mengingat mereka adalah pemain berkaki kanan dan suka bermain melebar ke kiri sebelum memotong ke dalam. 🥅⚽
Memang, masing-masing dari mereka memiliki ‘metode’ yang berbeda-beda. Vinicius bisa bermain di kiri atau di kanan, sementara Bellingham bermain lebih ke belakang dan bisa bergerak vertikal dan horizontal. Sebaliknya, Mbappe lebih suka membombardir gawang dengan segera, sedang Rodrygo cenderung berusaha mengelabui lawan-lawannya sebelum melepaskan umpan akhir. Pergerakan keempatnya mampu menciptakan ruang, tapi buat apa ruang itu jika tak dieksploitasi, karena masing-masing punya ide serupa. Tak ayal, serangan Madrid pun layu sebelum bisa berkembang. 🗣️⚽
Tak cuma sekali mereka berempat cuma berdiri dengan jarak 15 meter dari satu sama lain. Anak asuh Carlo Ancelotti mungkin memang lebih banyak menguasai bola, tetapi pertahanan Mallorca mampu mengepung penyerang-penyerang paling mengerikan di dunia itu karena mereka terlalu mudah dipantau dan dikawal. 🥅⚽
Mbappe harusnya tahu
Tidak ada yang sepenuhnya lolos dari kesalahan di laga Mallorca. Mereka berempat semestinya cukup cerdas untuk bisa menemukan ruang baru. Tapi Mbappe, Galactico terbaru dengan gaji sundul langit, harusnya menjadi yang paling pakar di bidang ini. 🗣️⚽
Bagaimana tidak? Kapten timnas Prancis itu pernah mengalami nasib serupa di Paris Saint-Germain 2021-2023, karena ia harus berbagi lapangan dengan Lionel Messi dan Neymar. Dua manajer berbeda berusaha memaksimalkan yang katanya trisula paling mematikan yang pernah ada itu, tapi keduanya gagal total. Mbappe lagi-lagi lebih suka beroperasi di sisi kiri, tetapi begitu pula Neymar, sementara Messi sesekali ikut melebar ke kiri. 🥅⚽
Menjadi tugas Mbappe untuk menemukan ruang yang tak diisi oleh dua seniornya itu, dan melakukan pergerakan-pergerakan yang bisa membuka kunci pertahanan lawan. Sesekali memang berhasil, karena toh PSG memenangkan banyak pertandingan, tetapi lemahnya pertahanan Les Parisiens – yang diperparah oleh kemalasan trio MNM – yang membuat mereka hancur lebur di Liga Champions. 🥅⚽
Oleh karenanya, Mbappe harusnya sudah kenyang pengalaman soal berkompromi dan mencari solusi di tengah penyerang-penyerang kelas dunia. Ego di Santiago Bernabeu bisa dibilang tak sebesar di Parc des Princes – siapa pula yang bisa mengalahkan egoisnya Neymar? – sehingga mestinya ia bisa memaksimalkan pengalamannya selama di Paris untuk menyelesaikan masalah di Madrid.
Era pasca-Kroos 🥅⚽
Pun harus dikatakan, bukan cuma penyerang Madrid yang tampil mengecewakan di Son Moix. 🥅⚽
Fede Valverde, dengan rambut pirang dan No. 8 terpatri di punggungnya sehingga makin mirip Toni Kroos, memberikan performa terburuknya dalam setahun terakhir – yang mungkin dipengaruhi oleh kepergian maestro Jerman itu. 🥅⚽
Terlepas dari Piala Super yang sebenarnya lebih mirip kompetisi pramusim, laga kontra Mallorca adalah laga kompetitif pertama Madrid sejak Kroos pensiun. Aurelien Tchouameni memang cukup rapi mengalirkan bola, tetapi ketajamannya dalam mengoper masih jauh di bawah Kroos. Valverde mungkin merasa bertanggung jawab mengisi peran itu mengingat Bellingham sibuk betul membantu lini depan, tetapi gelandang Uruguay tersebut terlalu sering salah umpan dan tak seenergik biasanya.
Menemukan formula agar empat pemain depannya produktif memang prioritas Ancelotti, tetapi memastikan lini tengahnya bisa mengendalikan pertandingan sepeninggal Kroos serta setelah makin uzurnya Luka Modric juga tak kalah penting. 🥅⚽
Solusi potensial 🥅⚽
Lantas, selain omelan “nyerang yang benar” dari Bellingham, apa lagi yang bisa Madrid lakukan agar masalah ini tak berkembang semakin di luar kendali? 🥅⚽
Perlu diingat bahwa ini masih tahap awal, kepompong saja rasanya belum. Bellingham dan Mbappe masih libur Vinicius dan Rodrygo berlaga di tur pramusim Madrid. Jadi kalau Piala Super dianggap laga kompetitif, keempatnya baru bermain bersama selama 150 menit lebih; ukuran sampel yang sama sekali tak cukup besar untuk memberikan penilaian yang jujur dan adil. 🥅⚽
Kendati demikian, mungkin ada beberapa solusi cepat yang bisa diterapkan. Solusi yang paling sederhana – tapi paling kejam – adalah mencadangkan Rodrygo dan menambah jumlah gelandang. Eduardo Camavinga, yang sedang menepi karena cedera minor, akan menjadi sosok ideal untuk menyuntikkan energi bersama Tchouameni di lini tengah, sementara Valverde dan Bellingham bermain lebih ke depan di bekalang Mbappe dan Vinicius. 🥅⚽
Keterlibatan Dani Carvajal sebagaimana musim lalu pun akan sangat penting. Dengan sebagian besar serangan Madrid dialirkan dari kiri lewat Vinicius dan Bellingham, Carvajal sebagai bek kanan jadi memiliki ruang yang luas untuk turut maju dan menyerang, entah tetap melebar demi menarik pertahanan lawan atau ikut menusuk ke dalam guna menciptakan overload di kotak penalti. Hasilnya, bek 32 tahun itu mencatatkan musim terbaiknya di 2023/24, dengan kontribusi enam gol dan lima assist lima kompetisi, termasuk gol pembuka di final Liga Champions. Dalam dua laga di 2024/25, Carvajal lebih sering mempertahankan posisinya di belakang. Dengan Kroos diganti Mbappe, lini belakang Madrid praktis lebih muda terekspos serangan balik. 🥅⚽
Ancelotti harus memastikan bahwa salah satu sumber ancaman paling potennya musim lalu tak terkebiri perubahan formasi. 🥅⚽
Pengaruh Ancelotti 🥅⚽
Namun yang sepertinya akan terjadi adalah Ancelotti melakukan perubahan kecil alih-alih perombakan taktik sepenuhnya. Menyusul laga Mallorca, pelatih legendaris Italia itu lebih dibikin frustrasi oleh pertahanannya, alih-alih oleh minimnya kontribusi para penyerang.
“Kami harus bertahan dengan lebih baik,” katanya. “Kami harus lebih seimbang. Seperti yang kami bilang sebelumnya, kami sangat ofensif sehingga keseimbangan itu penting.” 🥅⚽
Penilaian tersebut bisa dibilang adil. Ancelotti memang dikenal sebagai pelatih yang santai dan tak banyak mengatur, serta cenderung memercayai kemampuan pemain bintangnya untuk menciptakan keajaiban. Satu-satunya yang ia tuntut hanyalah kegigihan tiada akhir, serta pengorbanan personal jika memang diperlukan. Terserah apa kata orang soal Ancelotti, entah itu miskin taktik atau apa pun juga, tetapi tim asuhan Don Carlo selalu bermain untuk satu sama lain. 🥅⚽
Dan kadang melawan Mallorca, kesatuan Madrid yang menjadi ciri khas Ancelotti seolah sirna. Mereka terlalu terekspos di kanan, sementara reaksi trio gelandang kurang cepat untuk menghentikan serangan balik tuan rumah. Para penyerang juga terlihat malas di momen-momen krusial. Ancelotti mungkin tidak akan atau tidak mau mengganti susunan pemainnya, tetapi ia harus mau menuntut lebih dari mereka. 🥅⚽
Tak usah panik dulu 🥅⚽
Yang jelas, entah negatif atau positif, reaksi terhadap performa Madrid di laga pembuka La Liga memang sudah pasti akan berlebihan. Vinicius, Mbappe, Rodrygo, dan Bellingham harus memelajari pergerakan ofensif satu sama lain dan meresponnya ketika tak membawa bola – satu-dua sesi latihan dan beberapa pertandingan saja tidak akan cukup untuk menyempurnakan kerja sama keempatnya. 🥅⚽
Namun, sesekali kita bisa melihat bisa semengerikan apa mereka berempat, lewat gocekan, pergerakan, dan kecerdasan untuk menciptakan peluang dari ketiadaan. Begitu mereka bisa mengombinasikannya lebih sering, Madrid akan sangat sulit dihentikan.
Tapi sampai saat itu tiba, kesalahan dan mungkin kekalahan tidak akan terhindarkan. Kebingungan terjadi di mana-mana. Media pasti tak akan melewatkan kesempatan ini untuk mencaci dan mengkritik, bahkan mungkin suara sumbang akan terdengar dari penggemar sendiri.
Yang jelas, sekarang tak perlu panik. Secara teori, Madrid masih merupakan tim terbaik di Eropa – hanya saja mereka butuh waktu untuk mewujudkan teori menjadi kenyataan.
Rasakan pengalaman bermain bola yang tak tertandingi di kedaibola! Sebagai agen terpercaya untuk tahun 2024, kami menyediakan platform yang aman dan terpercaya untuk para penggemar bola dari seluruh dunia. Apa pun gaya bermain Anda, kami di kedaibola.xyz memiliki sesuatu untuk semua orang.
TELEGRAM : kedaibola_19
#kedaibolaxyz
#agenterpercaya
#kedaibola
#agenbola
#agensbo
#kedaibolasport
#kedaibola19