Real Madrid Takluk di Partai Puncak
Real Madrid menelan kekalahan pahit dari rival abadi mereka, Barcelona, di final Copa del Rey 2024/2025. Duel panas ini di gelar di Stadion Olimpico de Sevilla, Minggu (27/4) dini hari WIB.

Pertandingan berlangsung dengan tensi tinggi. Madrid sempat unggul, lalu tertinggal, sebelum akhirnya Barcelona menyamakan skor menjadi 2-2 pada menit ke-84. Drama berlanjut ke babak extra time.

Pada menit ke-116, Jules Kounde mencetak gol kemenangan bagi Barcelona. Gol itu memastikan Blaugrana meraih trofi Copa del Rey musim ini, sekaligus membuat Madrid pulang dengan tangan hampa.

Kemenangan membuat kubu Barcelona berpesta. Namun di sisi lain, Real Madrid harus menelan pil pahit. Kekalahan ini terasa sangat menyakitkan, terutama bagi sang pelatih, Carlo Ancelotti.

Masa Depan Ancelotti di Ujung Tanduk
Kekalahan ini memperpanjang masa sulit yang di alami Real Madrid. Sebelumnya, mereka juga tersingkir dari Liga Champions setelah kalah dari Arsenal. Dua kegagalan besar tersebut menimbulkan pertanyaan besar: masihkah Ancelotti layak bertahan?

Beberapa media Spanyol menyebut final Copa del Rey sebagai titik balik. Bila Madrid kalah, kemungkinan besar laga ini akan jadi pertandingan terakhir Ancelotti sebagai pelatih El Real.

Usai laga, Ancelotti memberi komentar yang menggambarkan ketidakpastian. “Saya bisa melanjutkan atau berhenti. Ini akan menjadi isu dalam beberapa minggu ke depan,” ucapnya, di kutip dari situs resmi klub.

Meskipun kontraknya masih berlaku hingga Juni 2026, tekanan yang datang dari hasil buruk musim ini bisa saja membuat manajemen mengambil langkah cepat.

Tawaran dari Brasil Jadi Sinyal Perpisahan
Isu seputar masa depan Ancelotti sebenarnya sudah berkembang sejak lama. Salah satu rumor terkuat datang dari CBF (Federasi Sepak Bola Brasil), yang di kabarkan tertarik menunjuk Ancelotti sebagai pelatih Timnas Brasil.

CBF menilai Ancelotti sebagai sosok ideal untuk memimpin tim menuju Piala Dunia 2026. Pengalaman, reputasi, dan ketenangan Ancelotti dianggap cocok untuk mengembalikan kejayaan Brasil di level internasional.

Jika tawaran itu benar-benar direalisasikan, maka peluang Ancelotti meninggalkan Madrid akan semakin besar. Bisa jadi, kegagalan di Copa del Rey justru mempercepat proses itu.

Xabi Alonso Disebut Jadi Suksesor
Di sisi lain, Real Madrid tampaknya juga sudah bersiap menghadapi masa pasca-Ancelotti. Nama Xabi Alonso disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti pelatih asal Italia tersebut.

Alonso saat ini menukangi Bayer Leverkusen, dan berhasil membawa klub tersebut tampil mengesankan di Bundesliga. Selain itu, ia punya ikatan emosional dengan Madrid, karena pernah bermain di klub tersebut.

Rekam jejak Alonso yang positif, ditambah gaya bermain modern yang ia terapkan, membuatnya jadi pilihan ideal bagi Florentino Perez dan manajemen Madrid. Para pendukung pun menyambut positif kemungkinan ini.

Akhir Era Ancelotti di Santiago Bernabeu?
Ancelotti dikenal sebagai pelatih berpengalaman dengan karakter tenang dan pendekatan elegan. Ia sudah memberi banyak trofi untuk Madrid, termasuk Liga Champions dan La Liga. Namun, dunia sepak bola selalu berjalan dinamis.

Musim ini, hasil di dua kompetisi besar menjadi titik kritis. Jika manajemen merasa perlu menyegarkan skuad dan strategi, maka keputusan pahit mungkin harus diambil. Ancelotti bisa jadi akan menutup babak keduanya di Madrid lebih awal dari rencana.

Kesimpulan: Menanti Keputusan Akhir
Kekalahan di final Copa del Rey menjadi momen yang penuh arti bagi Real Madrid. Bukan hanya soal kehilangan trofi, tetapi juga soal masa depan sang pelatih.

Apakah Ancelotti akan tetap bertahan? Atau apakah ini akan jadi perpisahan terakhirnya sebelum terbang ke Brasil?

Jawabannya mungkin tak akan langsung muncul. Namun yang pasti, beberapa minggu ke depan akan sangat menentukan arah masa depan Los Blancos—dan karier Carlo Ancelotti.

https://kedaibola.click/

en_USEnglish