Football Institute melakukan survei untuk mengukur tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Timnas Indonesia di bawah Shin Tae-yong pada Piala AFF 2024. Survei ini berlangsung dari 27 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025, melibatkan 1.200 responden yang merupakan suporter klub sepak bola dari 18 daerah di Indonesia. Sebagian besar responden berusia 25-34 tahun, berpendidikan terakhir SMA, dan bekerja sebagai karyawan swasta.
Hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 46,8 persen responden merasa kecewa dengan pencapaian Timnas Indonesia. Angka ini menandakan tingkat ketidakpuasan yang signifikan di kalangan suporter. Sebaliknya, hanya 18,5 persen responden yang merasa puas, 3,5 persen menyatakan sangat puas, 25,7 persen merasa biasa saja, dan 5,6 persen menyebut hasilnya sangat mengecewakan.
Kekecewaan ini tidak lepas dari hasil buruk yang diraih oleh Timnas Indonesia di Piala AFF 2024. Skuad Garuda gagal melaju ke babak semifinal setelah tersingkir di fase grup, sebuah pencapaian yang dianggap mengecewakan mengingat harapan tinggi yang selalu menyertai Timnas.
Shin Tae-yong dan Harapan yang Belum Terpenuhi
Shin Tae-yong, pelatih asal Korea Selatan, ditunjuk untuk mengemban tugas berat memimpin Timnas Indonesia sejak 2020. Dalam perjalanannya, Shin sering dipuji karena membawa perubahan positif, termasuk pengembangan pemain muda. Namun, di Piala AFF 2024, kinerjanya dianggap tidak memenuhi ekspektasi.
Banyak pengamat menilai bahwa kegagalan di Piala AFF 2024 mencerminkan masalah mendasar dalam tim. Meski ada upaya peningkatan taktik dan strategi, performa di lapangan belum cukup untuk menyaingi rival-rival di Asia Tenggara. Selain itu, tekanan besar dari suporter dan media turut menjadi tantangan berat bagi Shin.
PSSI Memecat Shin Tae-yong dan Tunjuk Patrick Kluivert
Kurang dari sebulan setelah kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, PSSI mengambil langkah drastis dengan memutus kontrak Shin Tae-yong. Sebagai penggantinya, Patrick Kluivert, mantan striker Belanda, di tunjuk sebagai pelatih baru dengan kontrak selama dua tahun.
Pemecatan Shin Tae-yong menandai babak baru bagi Timnas Indonesia. Dalam pengumuman resminya, PSSI menyebutkan bahwa Kluivert di harapkan mampu membawa Timnas ke level yang lebih tinggi. Founder Football Institute, Budi Setiawan, memberikan pandangan bahwa pekerjaan sebagai pelatih Timnas Indonesia bukanlah tugas yang mudah.
“Kluivert harus tahu bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan pecinta sepak bola yang sangat fanatik, bahkan lebih ekstrem di bandingkan negara-negara Eropa. Menjadi pelatih Timnas Indonesia adalah pekerjaan terberat nomor dua setelah Presiden Indonesia,” ujar Budi.
Tugas berat kini berada di pundak Patrick Kluivert. Selain harus menghadapi ekspektasi tinggi dari suporter, ia juga perlu membangun kembali kepercayaan publik terhadap Timnas Indonesia. Dalam beberapa bulan mendatang, ujian nyata bagi Kluivert akan datang melalui turnamen dan pertandingan internasional yang harus di hadapi Timnas.
Pekerjaan Kluivert tidak hanya berfokus pada peningkatan hasil pertandingan, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk masa depan. Dengan kombinasi pemain muda berbakat dan pengalaman pemain naturalisasi, harapan baru mulai tumbuh di kalangan pecinta sepak bola Indonesia.
Harapan dan Pelajaran dari Kegagalan
Kegagalan di Piala AFF 2024 memberikan pelajaran berharga bagi Timnas Indonesia dan PSSI. Konsistensi, pengembangan pemain, dan adaptasi strategi menjadi kunci keberhasilan di masa depan. Dengan pelatih baru dan semangat yang di perbarui, suporter berharap era baru ini akan membawa Timnas Indonesia menuju pencapaian yang lebih gemilang.